LAPORAN UJIAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN KOLOID
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Kimia
Disusun oleh :
Aditya Dwi Jendra (1)
Annisa Fauziah (3)
Fanny Purba (15)
Galih Firman Akbar (18)
Indrianti Dwi Nugraha (20)
Intan Anggita (21)
R. Thasyia Puteri D. (31)
Kelas : XII IPA 1
Sekolah Menengah Atas Negeri 6
Bandung
JL. Pasirkaliki No.51
telp.022-6011309
I.
Judul Percobaan
:
Pembuatan Koloid (pempek)
II.
Tujuan Percobaan
:
-
Membuat sebuah salah
satu produk dari sistem koloid dengan bahan-bahan yang biasa digunakan.
-
Menjelaskan
sifat koloid dari produk yang dibuat.
III.
Pelaksanaan Percobaan
-
Hari : Minggu
-
Tanggal : 23 Februari 2014
-
Waktu : Pukul 12.00 WIB
-
Tempat : Rumah salah satu anggota kelompok
IV.
Landasan
Teori
Pengertian Koloid
Nama koloid untuk pertama kali diberikan oleh Thomas Graham
tahun 1861. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani “kolla” yang berarti lem dan “oid”
yang berarti seperti. Secara harfiah, koloid dapat diartikan seperti lem
karena, koloid diibaratkan seperti lem dalam hal kemampuan difusinya. Koloid atau disebut
juga sistem koloid merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih
besar daripada larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi. Ukuran partikel-partikel koloid antara
1 – 100 nm. Secara makroskopis, koloid terlihat bersifat homogen tetapi jika diamati
menggunakan mikroskop, koloid bersifat heterogen. Sistem koloid terdiri atas dua fasa,
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi.
Pengelompokkan Koloid
Fase terdispersi
|
Medium pendispersi
|
Jenis koloid
|
Contoh
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Intan hitam, kaca warna
|
Cair
|
Emulsi padat
|
Keju, mentega
|
|
Gas
|
Busa padat
|
Batu apung, kerupuk
|
|
Padat
|
Cair
|
Sol, gel
|
Pati dalam air, cat, jelly
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu, mayonaise, santan
|
|
Gas
|
Busa
|
Krim, pasta
|
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Debu, asap
|
Cair
|
Aerosol cair
|
Awan, kabut
|
Koloid Sol
Koloid sol merupakan koloid yang terbentuk dari fase zat terdispersi padat. Koloid sol ada tiga jenis, yaitu:
Koloid sol merupakan koloid yang terbentuk dari fase zat terdispersi padat. Koloid sol ada tiga jenis, yaitu:
a) Sol
padat (padat-padat)
Sol padat adalah jenis koloid dengan
fase zat padat terdispersi dan fase zat pendispersi padat. Contoh: logam
panduan, kaca berwarna, intan hitam dan baja.
b) Sol
cair (padat-cair)
Sol cair atau biasa disebut sol adalah
jenis koloid dengan fase zat padat terdispersi dan fase zat pendispersi cair.
Contoh: cat, tinta, dan kanji.
c) Sol
gas (padat-gas)
Sol gas atau biasa disebut aerosol padat
adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas.
Contoh: asap atau debu.
Berdasarkan sifat adsorbsi yang dimiliki oleh koloid sol, koloid sol dibedakan menjadi 2, yaitu sol liofil dan sol liofob:
a)
Sol liofil
Sol
liofil adalah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengadopsi molekul
mediumnya. Bila sol tersebut menggunakan ar sebagai mediumnya, maka disebut
hidrofil.
b)
Sol liofob
Sol
liofob adalah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengadopsi
molekul mediumnya.
Perbandingan
sifat sol liofil dan liofob
Sifat
|
Sol liofil
|
Sol liofob
|
Daya adsorpsi terhadap medium
|
Kuat, mudah mengadsorpsi
|
Tidak mengadsorpsi mediumnya
|
Efek tyndall
|
Kurang jelas
|
Sangat jelas
|
Viskositas (kekentalan)
|
Lebih besar dari pada mediumnya
|
Hampir sama dengan mediumnya
|
Koagulasi
|
Sukar
|
Mudah (kurang stabil)
|
Lain-lain
|
Bersifat reversible
|
Irreversibel (jika sudah menggumpal sukar dikoloidkan
kembali
|
v
Sifat-sifat Koloid
v Efek Tyndall
Gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid.
v Gerak Brown
Gerakan partikel dengan lintasan lurus dan arah yang acak
(zig-zag).
v Adsorpsi
Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid.
v Koagulasi
Peristiwa menggumpalnya koloid dan membentuk endapan.
v Kestabilan
Koloid
Karena sifat koloid yang kurang stabil maka ada beberapa
cara yang dilakukan untuk mempertahankan kestabilan koloid tersebu, antara lain
adalah elektroforesis, dialisis, dan koloid pelindung. Elektroforesis adalah
peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus
listrik. Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu. Koloid
pelindung adalah koloid yang bersifat dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi.
Pembuatan Koloid
Koloid dibuat dengan dua cara yaitu,
cara dispersi dan kondensasi. Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran
partikel. Cara dispersi dibagi lagi menjadi :
1. Dispersi langsung
(mekanik)
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan
lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium dispersi
2. Peptisasi
Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah
partikel-partikel besar dengan menambahkan ion sejenis (zat pemecah tertentu).
3. Busur Bredig
Busur bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan
untuk membentuk koloid logam.
Cara kondensasi dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel, umumnya dari
larutan diubah menjadi koloid. Cara kondensasi dibagi lagi menjadi:
1. Reaksi Hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membentuk koloid basa
dari garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air).
2. Reaksi Redoks
Reaksi ini melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Contohnya adalah pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan.
3. Pertukaran Ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat
koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi
kimia.
4.
Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia, koloid juga dapat terjadi
dengan penggantian pelarut. Contohnya adalah apabila larutan jenuh kalsium
asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel.
Penerapan Sistem Koloid
Penerapan sistem koloid dapat kita
temukan di kehidupan sehari-hari bahkan contoh dari sistem koloid itu sendiri.
Penerapan dari sifat sistem koloid diaplikasikan dalam kegiatan cuci darah,
pengolahan air bersih dsb. Sedangkan untuk contoh koloidnya kita bisa
menemukannya dalam pangan yang kita konsumsi sehari-hari. Contohnya adalah
agar-agar, susu, teh, cireng, cake, pempek dll. Pempek adalah salah satu produk
yang memanfaatkan sistem koloid dalam pembuatannya. Adonannya merupakan koloid
berjenis gel sedangkan kuahnya adalah emulsi.
Dalam hal ini pempek termasuk jenis koloid sol
padat-cair jika dilihat dari medium pendispersinya yang padat pada tepung
kanji kemudian dilarutkan di dalam air akan membentuk suatu suspensi
yang jika dipanaskan terbentuk koloid sol. Suatu sumber mengatakan jika
konsentrasi tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan memadat sehingga
membentuk gel. Dalam hal ini, pempek bukan termasuk gel sehingga pempek
termasuk jenis koloid sol. Pempek juga termasuk ke sistem koloid fase
padat-cair (sol).
Kandungan gizi pada pempek
Pempek
dibuat dengan menggunakan bahan dasar Ikan Tenggiri. Ikan Tenggiri mengandung
energi yang cukup dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan Ikan Tenggiri :
Gizi
|
|
Protein
|
21.5 gr
|
Karbohidrat
|
0
gram
|
Lemak
|
2.6 gram
|
Kalsium
|
20
mg
|
Fosfor
|
200 mg
|
Selain itu,
kuah pempek menggunakan bahan dasar gula merah dan asam jawa (Tamarindus indica L.). Kandungan gizi pada gula merah
yaitu:
Gizi
|
|
Energi
|
46 kj
11 kkal |
Lemak
|
0 gram
|
Lemak Jenuh
|
0 gram
|
Kolesterol
|
0 mgr
|
Protein
|
0 gram
|
Karbohidrat
|
2,92 gram
|
Serat
|
0 gram
|
Gula
|
2,89 gram
|
Sodium
|
1 mg
|
Komposisi kimia asam jawa
Gizi
|
|
Energi
|
239 kal
|
Protein
|
2,8
gram
|
Lemak
|
0,6 gram
|
Karbohidrat
|
62,50
gram
|
Kalsium
|
74 mg
|
Air
|
31,40
gram
|
Fosfor
|
113 mg
|
Kandungan dalam terigu
1,418 kJ (339 kkal)
|
|
72.57 g
|
|
0.41
g
|
|
Lemak
|
1.87 g
|
13.70
g
|
|
0.447 mg (39%)
|
|
0.215
mg (18%)
|
|
6.365 mg (42%)
|
|
Pantothenic acid (B5)
|
1.008
mg (20%)
|
0.341 mg (26%)
|
|
Folate (vit. B9)
|
44
μg (11%)
|
34 mg (3%)
|
|
138
mg (39%)
|
|
346 mg (49%)
|
|
5
mg (0%)
|
|
2.93 mg (31%)
|
|
V.
Alat dan Bahan
1. 1
buah mangkok platik besar
2. 1
buah Panci
3. 2
buah Sendok
4. Food
processor
5. 1
buahPisau
6. 1
buah Cowet
7. 1
buah Ulekan
8. 1
buah Pengaduk
Bahan Adonan pempek
1. 500
gr ikan tenggiri (yang sudah di giling)
2. 250
gr tepung tapioka
3. Air
es secukupnya
4. Garam
secukupnya
5. Penyedap
rasa secukupnya
6. 3
buah telur
Bahan Saus Cuka
1.
500
gram gula merah/gula aren warna coklat tua
2.
50 gram asam
jawa
3.
4
sendok teh cuka putih/cuka dixi (untuk mengawetkan)
4.
5 gelas air
5.
5-8
siung bawang putih, cincang halus atau tumbuk
6.
2 sendok makan
ebi dihaluskan
7.
20-30 buah cabai
rawit, dihaluskan
8.
1-2 sendok teh
garam (disesuaikan)
Bahan pelengkap
1.
Mie
basah secukupnya
2.
Mentimun
secukupnya
VI.
Cara Kerja
1.
Keluarkan
daging ikan giling dari freezer, cairkan.
2.
Masukkan
air es, penyedap, dan garam. Aduk sampai lengket.
3.
Tambahkan
tepung sagu atau kanji sedikit demi sedikit sambil diuleni/diuli hingga tidak
menempel lagi ditangan.
4.
Uleni/Uli
adonan sampai rata
5.
Ambil
sedikit adonan dasar dan dibentuk sesuai dengan jenis pempek.
6.
Lalu
direbus
7.
Didihkan
sepanci air dengan 2 sdm minyak goreng (untuk mencegah pempek lengket).
8.
Masukan adonan pempek yg sudah dibentuk.
9.
Biarkan
sampai mengapung, angkat dan tiriskan.
1.
Setelah
dingin, siap disajikan.
Cara Pembutan Saus Cuka
1.
Didihkan
air dan gula merah, asam jawa, air, dan cuka dengan api kecil , setelah gula
larut,angkat lalu saring.
2.
Masukkan
bawang putih, ebi, cabai rawit, dan garam.
3.
Memasukkan
cabai, garam sebaik nya sambil di cicip, disesuaikan dengan selera.
4.
Didihkan
kembali lalu angkat
Cara penyajian
1.
Potong
pempek yang sudah di rebus
2.
Lalu
goreng pempek dengan api sedang hingga kuning keemasan , angkat dan tiriskan
3.
Sajikan
dengan pelengkap dan saus cuka
VII.
Pembahasan
Mengamati wujud
dari bahan yang ada dan dapat menemukan hubungannya dengan koloid. Wujud awal
dari tepung adalah butiran padat. Setelah tepung dicampur dengan bahan lainnya
dan sedikit air maka tepung berubah wujud
menjadi gumpalan padat yang lunak. Proses yang terjadi adalah proses pengadukan (menguleni)
sehingga terbentuk adonan yang kalis. Itu terjadi karena partikel pati
bercampur dengan air. Partikel pati tersebut pecah dan mengembang. Peristiwa
yang terjadi dinamakan gelatinasi yang tak lain merupakan proses koagulasi.
Jika tepung dicampur dengan sedikit air maka tepung tersebut berubah wujud
menjadi sistem koloid berupa gel.
Sedangkan
kuahnya merupakan sistem koloid emulsi. Larutan dari kuah tersebut terlihat
sebagai larutan homogen tetapi sebenarnya larutan tersebut bersifat heterogen.
Pada larutan kuah pempek tersebut terdapat fasa terdispersi dan fasa
pendispersinya. Jika kuah tersebut kita saring maka partikel gula merah tidak
dapat terpisah dari
air.
Setelah
melakukan percobaan, didapatkan bahwa mencampurkan tepung dengan sedikit air,
lalu mengaduknya merupakan proses pembuatan koloid. Pembuatan koloid seperti
itu termasuk ke dalam cara dispersi. Karena tepung sudah dalam keadaan halus,
maka kita hanya perlu mencampurnya dengan fasa pendispersinya. Lalu, pada
pembuatan adonan pempek yang merupakan sistem koloid, terjadi pula sifat dari
koloid yaitu, koagulasi.
VIII.
Kesimpulan
Adonan koloid jenis sol padat, karena
fase terdispersinya adalah padat, sedangkan medium pendispersinya adalah cair,
dan dapat dikatakan pula adonan pempek merupakan koloid hidrofil karena produk
tidak berpisah dari air. Koloid hidrofil ini sistem koloid yang affinitas fase
terdispersinya besar terhadap medium pendipersinya. Sifat koloid pada pempek
dapat dilihat pada saat pengadonan dilakukan, pembuatan koloid ini dilakukan
dengan cara kondensasi, yaitu dengan membuat partikel kecil (koloid) menjadi
partikel lebih besar (suspensi) karena adonan pempek merupakan koloid jenis sol
padat, maka ia memiliki sifat-sifat koloid seperti efek tyndall, gerak brown,
adsorpsi, dan koagulasi, Proses pembuatan kuah pempek juga
merupakan proses dispersi. Pada kejadian ini gula dilarutkan ke dalam air
dengan proses pemanasan.
IX.
Lampiran
0 komentar:
Posting Komentar